Monday, June 22, 2020

AMALKANLAH UCAP ZIKIR "LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH" بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

AMALKANLAH UCAP ZIKIR "LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH"

  • بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


  •  هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ

La haula wa la quwwata illa billah
(Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata)

-Kalimat ini adalah kalimat yang ringkas, namun syarat makna dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada ‘Abdullah bin Qois,
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386
-Kalimat “laa haula wa laa quwwata illa billah adalah kalimat yang berisi penyerahan diri dalam segala urusan kepada Allah Ta’ala. Hamba tidaklah bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menolak sesuatu, juga tidak bisa memiliki sesuatu selain kehendak Allah.
-Ada ulama yang menafsirkan kalimat tersebut, “Tidak ada kuasa bagi hamba untuk menolak kejelekan dan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan selain dengan kuasa Allah.”
-Ulama lain menafsirkan, “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”
-Ibnu Mas’ud berkata,
لا حول عن معصية الله إلا بعصمته، ولا قوة على طاعته إلا بمعونته
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”
-Imam Nawawi menyebutkan berbagai tafsiran di atas dalam Syarh Shahih Muslim dan beliau katakan, “Semua tafsiran tersebut hampir sama maknanya.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 26-27)

Manfaat dan kelebihan memperbanyak mengucapkan zikir Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah :

1. Sebagai simpanan kekayaan yang berlimpah di surga, dan pengaruhnya sangat menakjubkan.

-Dari Abi Musa Al-Asy'ari radhiallahu anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepadaku: "Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu bacaan yang menjadi simpanan kekayaan di dalam syurga?", Maka aku menjawab: "Tentu, wahai Rasulullah". Maka beliau menjawab: "Ucapkanlah

 لاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ إِلاَّ بِالله 
(Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah)

-Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakanKalimat 

لاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ إِلاَّ بِالله 
(Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah)
mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan saat menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap kepada raja dan orang yang ditakutkan, selain pengaruhnya yang efektif untuk menolak kemiskinan.

-Hubaib bin Salamah rahimmullah sangat senang saat menghadapi musuh atau mengepung sebuah benteng memperbanyakkan ucapan 

لاَحَوْلَ وَلاَ قوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ 
(Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah)
Diceritakan bahawa suatu hari ia mengepung sebuah benteng milik bangsa Romawi sehingga ia putus asa, lalu tentara kaum mislimin membaca zikir tersebut sambil bertakbir, akhirnya benteng tersebut hancur. 

2. Penawar bagi segala penyakit dan penderitaan seperti rasa bimbang.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa yang mengucapkan :-
 لاَ حَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ 
(Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah)
maka hal itu sebagai penawar baginya dari sembilan puluh sembilan penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang"

3. Pencegah bahaya, dan bahaya yang paling rendah adalah bahaya kemiskinan.

Makhul rahimahullah berkata: Barangsiapa yang yang mengatakan:
 لاَ حَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ 
(Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah)
maka akan lenyap dari dirinya tujuh puluh pintu petaka, yang paling rendah adalah bencana kemiskinan. 

Semoga lisan ini selalu diberi taufik oleh Allah untuk selalu basah dengan dzikir kepada Allah.

Friday, August 31, 2018

Thursday, August 30, 2018

CERMIN



Kata Nabi Muhammad SAW,

 “Seorang yang beriman itu adalah cermin kepada saudaranya.”

Kata-kata yang ringkas tetapi memberi makna mendalam. Nabi Muhammad hanya mengibaratkan seorang muslim kepada muslim yang lain dengan objek cermin. Mesti ada sebab-sebabnya bukan?

Hmmm, ciri paling umum sesuatu cermin adalah pantulan (reflection). Apabila kita berdiri di hadapan cermin, akan wujud imej kita di cermin tersebut. Betul tak? hee Itulah yang dipanggil sebagai pantulan. Sifat pantulan inilah yang perlu ada bagi setiap orang muslim, tidak kira guru, jurujual, doktor, peguam dan lain-lain lagi.

Dan kita perhatikan pula bagaimana cermin bertugas dalam memberi pantulan (reflection) yang perlu kita tiru dan contohi:

1. Senyap - Cermin memberi reflection tanpa berkata apa-apa. Begitulah juga kita, untuk menegur, perlulah menegur secara hikmah, baik bukannya dengan cara memaki hamun, mengata, mengumpat dan sebagainya. Jika ada yang mencaci atau menjela gerak kerja dakwah kita atau teguran kita, jangan terlalu cepat melatah sahabat-sahabat...ketahuilah, sesungguhnya itulah sunnah orang berjuang...tidak lekang dek cacian dan makian...bersabarlah..La takhaf wala tahzan. Inallaha Ma'ana...!

2. Sepanjang masa – Cermin memberi reflection sepanjang masa, tidak kiralah bila-bila masa kita ke cermin tersebut, pasti cermin tersebut akan menjalankan tugasnya. Dari pagi sampailah ke pagi esoknya. 24 jam. Begitulah juga dengan kita, perlu memberi imej diri yang baik 24 jam. Dari bangun tidur hinggalah tidur semula. Bukan sejam dua sehari. Bukan sekali seminggu, mahupun dua kali sebulan. Jadilah muslim yang baik 24 jam!

3. Tidak lupa tugas - Jika kita memecahkan cermin, kita masih boleh nampak diri kita pada serpihan-serpihan cermin itu kerana perlu diingat reflection cermin sepanjang masa. Signifikannya biar dimaki hamun, dizalimi, atau dalam keadaan susah kita tetap perlu menunjukkan imej muslim yang baik. Lihatlah dan contohilah Rasulullah SAW, tatkala dicaci dan dihina dalam menyampaikan dakwah beliau tidak pernah menunjukkan sifat yang buruk bahkan tampil dengan qudwah hasanah setiap masa dan ketika sepanjang hayat baginda...

4. Tidak mengungkit - Keburukan yang terserlah hanya diberitahu semasa kita berhadapan dengan cermin. Cermin tidak akan menyimpan imej-imej buruk tersebut selepas kita beredar dari cermin tersebut. Begitulah juga dengan kita, setelah memberi teguran kepada saudara kita, haruslah kita cuba melupakan keburukan mereka. Jangan dicaci atau dihina mereka kerana mungkin mereka tidak sengaja. Sama seperti kita kadang kita tidak sengaja terpakai tudung terbaliklah, baju terbaliklah, songkok senget sikitlah dan cerminlah yang 'menegur' kita. Begitulah juga kita. Pimpinlah tangan-tangan mereka kembali menuju jalan yang diredhaiNYa...

Permata: Hmmm... mampukah kita menjadi seperti cermin?

Sunday, August 26, 2018

PROGRAM PEMUKIMAN & PEMANTAPAN KOLABORASI SERTA KERJASAMA DARI KALANGAN NGO DALAM OPS BAH Siri 1 (15 - 17 April 2018)

KAMI DARI #MAFJDT, #MAF T10, #A.D.Y FAMILY , # ANGPAN FAMILY mewakili EPANCO MALAYSIA ke Program OPS BAH siri 1 (pulai Spring Resort, Johor Bahru)


Brother Zul PPIM & Brother Awi MAFJDT


Kemeja Merah ialah Paduka Ayahanda Ariffin dan Ayahanda Fizie..



EPANCO MALAYSIA